THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 09 November 2011

My Bestfriend is a Vampire

WELCOME TO MY LIFE


**

          Dari kejauhan, tampak gedung bertingkat dan luas. Mereka menyebutnya dengan sebutan Princeton Junior High School. Ya, dimana mereka dapat mencari ilmu.


          Sosok gadis kecil yang berambut panjang ikal berwarna coklat itupun berjalan keluar rumah dengan menggandeng tasnya. Semua bisa tahu kemana gadis itu akan pergi.

          "Hhh, Aku harus cepat². Ini hari pertama ku dan aku tidak ingin memulainya dengan hukuman." Gumam Gennie Courtney yang akrab disapa Gen. Saat ini, Gen berada di sebuah perumahan. Sepi sekali, sangat sepi. Hanya ada beberapa orang dan mobil yang lewat, Pergi kemana mereka semua? Sepi sekali.. Batin Gen seraya melihat kanan kiri.

           GUBRAKK .. Tak sengaja kaki Gen tersandung sesuatu. Tapi Gen tidak terjatuh, melainkan menabrak seorang lelaki yang ada di depannya. Ya, Lelaki yang memakai kacamata bulat sambil memeluk beberapa buku. Lelaki itu pun terdorong ke depan hingga beberapa bukunya berjatuhan.

          "Maaf." Ucap lelaki itu sembari merapihkan buku yang tadi terjatuh.

          "Ahh, aku yang harus minta maaf. Seharusnya aku memperhatikan langkahku." Tukas Gen. Lelaki itu hanya berdiri dan menaik-turunkan kacamatanya lalu pergi begitu saja, "Lelaki yang aneh, ckck." Lanjut Gen.

          Suingggg.. Terdengar suara mobil balap yang melintas melewati Gen. Badannya berbalik, matanya mengikuti ke arah mobil itu berlari. "Awaaaaaaass!!" Teriak Gen setelah mengetahui ternyata di kejauhan ada seseorang wanita tua yang akan menyebrang jalan. Mobil itu tidak mengetahui apa yang ada dihadapannya dan tak sempat untuk menginjak rem. "Tuhan, tolong dia." Pinta Gen sambil berkaca-kaca.

          Tapi ternyata, seorang lelaki tiba² muncul dan berlari secepat angin menggendong wanita tua tersebut ke sebrang jalan. Pengemudi mobil tersebut kabur dengan mobilnya. "Apa itu tadi?"  Mata Gen membulat saat melihat bayangan lelaki yang menyelamatkan wanita tua tersebut. Gennie pun menghampir mereka.

          "Nek, apa kau terluka?" Tanya Gen khawatir. Nenek itu hanya menggelengkan kepalanya. Gen melihat seseorang yang berada di samping nenek itu lalu bertanya "Kamu? Bukankah seharusnya kau.." Kata Gen terbata - bata. Ternyata orang yang menyelamatkan nenek itu adalah orang yang tadi Gen tabrak.

          Bagaimana mungkin ia bisa melakukannya? Padahal jarakku dengannya tak jauh, melainkan dekat.. Renung Gen dalam hati. Gennie kembali sadar dari lamunannya. Namun saat Gen ingin kembali bertanya pada Pemuda itu, dia sudah tidak ada disamping nenek tersebut.

          "Hmm, nek. Pemuda tadi yang menyelamatkanmu kemana?" Tanya Gen seraya melihat kesana-kemari mencari pemuda tersebut.

          "Nenek juga tidak tahu, nak. Ketika nenek ingin mengucapkan terima kasih, dia sudah menghilang." Jelas si nenek sambil kebingungan.

          "Oh, yasudah.  Nenek baik² saja 'kan? Soalnya aku sedang terburu - buru ingin ke Sekolah, nek." Ucap Gen sambil melihat kearah jam ungu yang melekat ditangan mulusnya.

          "Sudah tidak apa², nak. Pergilah sebelum kau terlambat." Pinta nenek tersebut.

          "Oh ya, lain kali nenek harus berhati - hati ya." Nasehat Gen.

          "Terima kasih banyak atas perhatianmu."  Ucap nenek tersebut dengan senyum hangat.

          "Baiklah, nek. Sampai bertemu lagi." Ucap Gen sambil melambaikan tangan.

          Huhh.. Ini  gara-gara Dad aku harus mengalami kejadian seperti ini! Kalau saja bukan karna pekerjaannya, aku tidak akan mau pindah ke negara ini! Sudah beberapa kali aku pindah dari negara ke negara hingga sekolahku pun ikut terusik! Ini untuk terakhir kalinya, aku tidak akan pindah dari negara ini.. Batin Gen seraya berlari menuju ke sekolah barunya.

          Gennie pun sampai di Princeton Junior High School dengan nafas tidak beraturan. "Hhh.. Hhh.. Akhirnya sampai." Kata Gen terengah - engah. Gen berjalan biasa memasuki gerbang Princeton Junior High School.

          "Selamat pagi, anak-anak." Sapa Mrs. Tiffany, "Yap, Kelas ini kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu." Lanjut Mrs. Tiffany.

          "Hai, namaku Gennie Courtney, aku lahir di Brisbane, Queensland, Australia tanggal 25 Agustus 1998." Ujar Gen lembut. Gadis berambut panjang berwarna coklat gelap ini mulai memasuki hari pertamanya di Princeton Junior High School yang menerima siswa siswi dari berbagai negara. Sebenarnya di Sekolah ini lebih banyak murid yang berasal dari Amerika Serikat dan sekitarnya. Dan itu sama sekali tidak menjadi masalah bagi Gen. Disana Gen tidak mengenal siapapun, tidak seorangpun yang ia kenal ataupun mengenalnya. Tapi itu sudah biasa baginya, ia sudah sering mengatasi kondisi seperti ini.

          "Gennie, silahkan duduk disebelah Justin." Kata Mrs. Tiffany seraya menunjuk tempat kosong yang berada disebelah pria yang sejak tadi membaca, ia sempat melirik saat Mrs. Tiffany menyebut namanya. Matanya terbelalak saat melihat Gen. Gen pun sedikit melirik ke arah pria yang duduk dipojok paling belakang itu. Pria yang bernama Justin itu berusaha menutupi wajahnya dengan buku. Gen pun berjalan santai menghampiri pria tersebut.

          "Hey, namaku Gennie, panggil saja Gen." Ujar Gen lembut seraya menjulurkan tangannya kepada Justin, tapi Justin tidak menghiraukannya dengan pura-pura membaca sambil menutupi wajahnya dengan buku, "Kamu tahu? Di negara asalku bersikap seperti itu tidaklah sopan, seharusnya kamu singkirkan buku itu dari wajahmu saat seseorang sedang berusaha mengenalkan dirinya!" Kata Gen sedikit bernada tinggi.

          Justin mengintip sedikit ke arah Gen, dan perlahan menurunkan buku dari wajahnya, "Maaf, Aku pemalu." Kata Justin berbohong.
          
          "Ka..kamu?! Kamu yang menyelamatkan wanita tua tadi pagi itu, kan?!" Tebak Gen dengan suara yang tinggi sehingga beberapa murid menoleh kepadanya.

          "A..apa? Apa maksudmu? A..Apa yang sedang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti." Jawab Justin Gugup.


          "Bagaimana kamu bisa melakukan hal tadi? Kamu berlari secepat angin menyelamatkan wanita tua itu! Itu hebat! Bisa kamu ajarkan aku?" Tanya Gen sekaligus memuji Justin.


          "Ti..tidak. Apa maksudmu? Aku tidak paham. Mungkin kamu salah orang." Kata Justin gugup.


          "Sstt.. Bisakah kalian berhenti bicara? Aku tidak dapat mendengar apa yang Mrs. Tiffany jelaskan kalau kalian terus bicara!" Protes salah satu murid dikelas Gen yang duduk tepat didepan Gen.


          Tak lama terdengar suara bel berbunyi, "Kriiingggggg..!!" Dan disaat itu juga Mrs. Tiffany berhenti menjelaskan pelajarannya. Semua murid bersorak-sorai dan langsung memasukkan buku kedalam tas tanpa disuruh. Beberapa murid keluar kelas, dan sisanya berada didalam kelas.


          "Apakah ini bel pertanda istirahat?" Tanya Gen kepada Justin yang sedang merapihkan bukunya dan menaruhnya ke tas. Tapi Justin tidak menghiraukan Gen, melainkan ia pergi keluar kelas meninggalkan Gen yang sejak tadi berbicara dengannya. "Hey! Aku ngomong sama kamu! Kamu dengar aku?!" Teriak Gen kepada Justin yang sudah berada tepat di pintu kelas. Tapi Justin tetap tidak memperdulikannya.


          "Kamu ngomong sama dia, ya?" Tanya sosok wanita sebaya dengan Gen yang tiba-tiba ada dibelakangnya. 


          Gen menoleh kepada sosok itu, "Siapa kamu?" Tanya Gen dengan nada kesal, mungkin Gen terbawa emosi karna Justin yang sejak tadi tidak menghiraukannya.


          "Oh ya, perkenalkan. Aku Annabelle Pasteur. Call me Anna!" Katanya memperkenalkan diri seraya menjulurkan tangan kanannya. Gen pun membalas menjulurkan tangannya kepada Anna.


          "Aku.. Gennie Courtney." Balas Gen datar.


          "Ya, ya! Aku sudah tahu! Tidak perlu repot-repot mengenalkan diri begitu." Ucap Anna diiringi tawa kecilnya. "Oh ya, tadi kamu ngomong sama Justin ya?" Tanya Anna sambil tersenyum menahan tawa.


          Raut wajah Gen berubah tiba-tiba, seperti orang yang sedang ilfeel. Hampir saja Gen menganggapnya gila! "Ya.. Hmm.. Apa ada yang lucu?" Tanya Gen balik dengan ragu-ragu.


          "Hahaha! Tidak, tidak! Maaf ya, tapi aku tidak bisa menahan tawa ini lebih lama lagi! Hahaha.." Gen mulai mundur perlahan karna takut dengan tingkah Anna. "Kenapa? Kamu takut padaku? Tenang saja, aku masih waras. Hanya saja, kamu itu lucu!" 


          Gen diam, ia tidak tahu mau menjawab apa. Tapi akhirnya, ia memberanikan diri bertanya, "Aku lucu? Kau memujiku atau malah ingin menghinaku?" Tanya Gen sedikit membentak dan beberapa murid dikelas menoleh kepada mereka.


          "Hey, hey.. Calm down! Aku bukan orang yang seperti itu. Maksudku itu, kamu lucu saat mengajak Justin berbicara." Jelas Anna.


          "Apa aku salah mencoba mengajaknya berbicara? Justin itu teman sebangkuku!" 


          "Kamu memang teman sebangkunya, tapi apakah dia menganggapmu sebagai teman sebangkunya? Hahaha.." 


          Justin yang berada tepat dipintu kelas mendengar ocehan Anna. Ia sempat melirik ke arah Anna dan Gen yang berdiri dipojok kelas paling belakang. Dan Justin dapat mendengar pembicaraan mereka dari pintu kelas dengan jelas.


          Gadis ini sudah gila! Sedikit-sedikit tertawa, sedikit-sedikit tertawa! Apanya yang lucu! Batin Gen sambil melakukan rolling eyes.


          "Kamu marah, ya? Maaf ya.. Pasti kamu tersinggung atas perkataan ku tadi, kan?" Tebak Anna.


          Bagaimana aku tidak marah! Tidak usah ditanya seharusnya ia sudah tahu kalau aku memang sedang marah! Ucap Gen dalam hati.


          "Ok, ok. Aku akan menjelaskannya. Sebenarnya.. Hmm, lebih baik kita jangan berbicara disini. Ayo, ikut aku!" Ajak Anna, ia menarik Gen ke suatu tempat.




CONTINUED :)

2 komentar:

  1. Jangan lupa kasih komentar ya, saran kritik aku terima dengan senang hati :)

    BalasHapus
  2. bagusss farr ceritanyaa!! lanjuttinn dong :D

    BalasHapus